Harap tenang sodara-sodara, BUKAANN…BUKAAANN mau mengabarkan kehamilan gw *LOL* tapi sekadar ingin berbagi berita baik bagi yang membutuhkan, atau ada diantara saudara, kenalan, atau mantan kalian yang membutuhkan informasi yang akan gw bagikan ini.
Hari ke-dua di Penang, kita rencananya keliling kota sambil hunting street art sampe gempor 😀 berbekal street art map yang kita dapetin dari bandara kemaren .
Jadilah kelar sarapan di hostel, kita mulai menyusuri jalan-jalan di sekitar hostel, hunting street art…senengnya cuaca bulan desember ini lagi asyik banget buat jalan, nggak terlalu panas, kadang mendung tapi nggak sampe hujan..alhamdulillah
Penang siang itu tampak ramah, Bayan Lepas International Airport tampak ramai meyambut para pelancong, well its December….everybody seem excited for year end holiday *dance*. Setelah kelar urusan bagasi, kami pun menuju exit gate untuk mencari rapid bus yang menuju downtown.
Berbekal info sebelumnya, kita mulai lirik kiri kanan nyari rapid bus jurusan Georgetown yang melewati Lebuh Chulia (nomer 401 atau 401E), dan langsung liat Penang rapid bus No 401 yang kebetulan udah ngetem manis disitu (sayangnya lupa moto euy), alhamdulillah 😀
Trip ini dirancang secara impulsif, untuk menyambut dan merayakan ulang tahun #anaklanang yang ke 17 yeaay ! Idenya backpackeran berdua, simple itinerary, get lost and have some fun.
day 1, 21 Desember 2017, Jakarta – KL
Milih first flight LCC (low cost carrier) itu, biasanya harganya murah, tapi agak peer secara kudu bangun sebelum subuh supaya nggak telat, but hey, this is holiday rite?!*semangat 45*
having tight traveling schedule and only have 2 days in Xiamen City? herewith 6 (six) places you must visit while in Xiamen.
1. GULANGYU / KULANGSU ISLANDÂ
Pulau ini ditetapkan khusus untuk pejalan kaki. Nggak hanya mobil, bahkan sepeda pun dilarang disini. Hanya kendaraan pemerintah dan mobil bertenaga baterai untuk turis yang diijinkan disini.
Berpenduduk hanya 20.000 jiwa, pulau ini ramai dikunjungi oleh turis lokal dan non lokal. Jadi, jika ingin mendapatkan suasana santai, disarankan untuk berkunjung kesana tidak pada saat weekend.
Ketika sebagian orang atau mungkin kebanyakan orang sebel atau jijik sama yang namanya kecoak, gw paling kesel banget plus jengkel sama yang namanya NYAMUK!! ini binatang atau serangga or whatever it is bandellll banget! *kzl*
Kecoa mah gampang, tinggal digeprek pake gulungan koran atau injek pake sendal..kelar urusan yekan ?! Tapi yang namanya nyamuk tuh bandel banget!! paling sebel kalo udah digigit, trus nggak sempet dipites dan dianya kabur meninggalkan perasaan dikhianati yang bertahan lumayan lama sampe rasa gatal berangsur hilang…*menerawang*
Setelah menghabiskan makan siang yang terasa lebih nikmat efek abis berakit-rakit menyusuri sungai Jiuqu, kami bergegas menuju “Da Hong Pao, Scarlet Robe Tea Tress Scenic Area” Tempat apa sih ini? Area ini adalah tempat tumbuhnya pohon induk teh Da Hong Pao yang sudah berumur ratusan tahun. WOW!
Setelah melewati pintu gerbang area ini, rombongan kami melanjutkan trekking ke kaki pegunungan batu granit yang disebut sebut sebagai “Dragon Hole”. Udara mulai terasa sejuk, kiri kanan dipenuhi tanaman teh Da Hong Pao yang menjadikan Wuyishan sebagai kota penghasil teh yang terkenal seantero dunia.
Hari ini bangun lebih pagi dan bersiap-siap untuk menyusuri sungai Jiuqu dengan rakit bambu! Yeay!! nggak sabar banget pengen tau gimana rasanya, secara sampe setuatumbuh matang mempesona ini gw belom pernah ngerasain yang namanya naik rakit bambu di sungai beneran :))
Malam mulai terasa dingin, sambil merapatkan jaket, gw beserta rombongan berjalan menuju ke area pertunjukan yang letaknya hanya selemparan batu jauhnya dari restoran tempat kami makan malam.
malam ini kami dijadwalkan untuk menyaksikan live performance “Impression Da Hong Pao, Big Red Robe”. Jujur aja gw tidak punya ekspektasi akan tontonan ini, yg kebayang gw akan ngantuk menikmati tonil tradisional dengan musik dan bahasa yang gw nggak ngerti sama sekali.
Kisah ini diangkat dari legenda kota Wuyishan, yaitu Teh Da Hong Pao. Dikisahkan pada jaman dinasty Ming, Ibunda Kaisar sakit keras, kemudian sembuh setelah meminum teh Da Hong Pao, yang tumbuh dipegunungan Wuyi. Kaisar lalu menghadiahkan Jubah Merah kepada si pembawa teh, akan tetapi karena hormatnya pada pohon teh itu, kemudian dihadiahkannya kepada si pohon teh. Kisah tentang kemahsyuran teh Da Hong Pao ini akan gw tulis terpisah.
Pagi ini kami meninggalkan kota Xiamen menuju kota Wuyishan yang berada di kawasan pegunungan Wuyi. Jarak sejauh 529,7km akan kami tempuh menggunakan rapid train/kereta cepat yang kecepatannya bisa mencapai lebih dari 200km/jam selama kurang lebih 3jam saja.